Bagi para pengunjung yang akan memancing di Ranu Grati disarankan sudah membawa peralatannya dari rumah, mulai jojoran, maupun kailnya.Sebab di Ranu Grati hanya disediakan umpan berupa cacing, dan pelet.
Ranu Grati atau Danau Grati terletak di antara tiga desa, yakni Desa Sumberdawesari, Desa Ranuklindungan, dan Desa Gratitunon, Kecamatan Grati. Ranu Grati terletak tidak jauh di sebelah selatan jalan pantai utara ruas Pasuruan – Probolinggo.
Untuk menuju ke Ranu Grati, dapat ditempuh sekitar 30 menit dari kota Pasuruan, dan 90 menit dari Probolinggo.
Sejak tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Pasuruan telah berupaya mengembangkan Ranu Grati menjadi wahana wisata air. Di antaranya diadakannnya kegiatan lomba perahu naga se-Jawa-Bali, dan berbagai tradisonal larung sesaji.
Namun, diakui upaya tersebut belum banyak menyedot kunjungan wisatawan, sehingga Ranu Grati bak perawan cantik yang sedang tidur. Ranu Grati selalu sepi.
Keheningan tersebut yang kemudian lebih banyak dimanfaatkan para pehobi mancing menikmati indahnya panorma Danau Ranu sembari berwisata dengan biaya nisbi murah.
Ketua Kelompok Wisata "Ansa Putih' Ranu Grati Desa Gartitunon, H.M. Isa menyebutkan, untuk mencing di oerairan bebas Ranui Grati, pengunjung hanya membayar tiket masuk sebesar Rp1.000,00 per orang. Sedangkan jika ingin memancing di kolam budi daya, pengunjung membayarRp18.000,00 per orang.
H.M. Isa juga menjelaskan, bagi wisatawan yang berkunjung ke Ranu Grati juga bisa menikmati aneka menu ikan di rumah makan apung Permata Ranu Indah yang dikelolanya di tepian Ranu Grati.
Anggota Kelompok Wisata "Angsa Putih" yang lain dari Desa Ranuklindungan, A. rahmat menambahkan, Ranu Grati yang mencakup tiga desa, yakni Ranuklindungan, Gratitunon, dan Sumberdawesari merupakan kawasan yang dikelola sedikitnya empat instansi, yakni pengairan, perikanan, pariwisata, dan kehutanan.
Disebutkan, potensi airnya dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan wisata, perikanan, dan pertanian (irigasi). Usaha perikanan berupa budi daya aneka ikan dalam karamba apung yang telah dirintisanya sejak 1992.
Usaha tersebut sampai sekarang telah mencapai luas sekitar 3,5 hektare atau sekitar 1,7 persen dari luas danau seluas 198 hektare dengan jumlah pembudi daya sebanyak 212 rumah tangga perikanan (RTP).
Pada awalnya, bud idaya ikan di Ranu Grati menggunakan karamba tancap dengan komoditas ikan nila. Dengan makin berkembangnya jumlah pembudi daya ikan maka kemudian dianjurkan untuk melakukan diversifikasi komoditas dengan menggunakan KJA. Pada umumnya KJA yang digunakan dari berbagai ukuran, mulai dari 3x3 meter, 5x5 meter, 6x6 meter, dan 7x7 meter, yaitu setiap 1 unit KJA terdiri atas 3-4 petak.

Produksi ikan hasil budi daya di Ranu Grati setiap tahunnya terus meningkat, terakhir mencapai 502,8 ton per tahun. Sedangkan produksi ikan hasil tangkapan stagnan, rata-rata 130 ton per tahun.
Dari ketiga usaha tersebut, usaha perikanan, dan pertanian yang telah berjalan. Sedangkan usaha pariwisatanya, meski Ranu Grati pernah dikembangkan sebagai wahana wisata air, kini yang masih kurang berkembang.
Sehingga wisata memancing kini merupakan satu-satunya yang masih bertahan dan terus berjalan. Serta budaya lokal setempat berupa ritual larung sesaji yang digelar setiap 1 Muharam tetap berjalan sesuai jadwal.
Rahmat mengakui, potensi Ranu Grati yang mempiunyai panorama yang memesona hingga kini belum di kembangkan secara maksimal. Padahal, lanjut rahmat, Ranu Grati posisinya sangat strategis, hanya sekitar 1 kilometer dari jalan raya pantai utara Pasuruan – Probolinggo.
0 Omongan:
Posting Komentar