RSS

KATAKU

1. We need to do and talk wisely, not only talk wisely because its no use.

2. A planing don not only to be a plan that wasted.

3. Kita Butuh disukai dan dicintai bukan karena apa yang kita lakukan, tetapi karena mereka mengenal kita lebih.

4. Peraturan dibuat bukan untuk di langgar, tetapi untuk dipaksakan dan disesuaikan dengan suatu keadaan disuatu keadaan.

5. Kesalahan terbesar kita adalah kita tidak mau menghargai diri kita sendiri.

6. Ada kalanya kau memandang puncak langit dan ada kalanya kau liat ke dasar laut terdalam, dimana akan membuat kau semakin bijak.

7. Apa yang kau kerjakan hari ini dan masa lalu adalah cerminan masa depanmu kelak.

8. Setiap orang memiliki perbedaan masing masing yang khas, jadi jangan paksakan apa yang kau ingin berikan pada mereka dengan cara dari dirimu.

9. Kau dapat melihat segalanya dari bawah, bila kau mengatakan kau bisa melihat segalanya dari atas, itu adalah sebuah kebohonganmu belaka.

10. Tujuan hidup kita bukan hanya pada diri kita sendiri, tetapi juga orang lain.

11. Kau punya 999.999 mimpi yang terkabul dari sejuta mimpimu yang ingin terkabul semua, aku hanya ingin 1 mimpiku terkabul dari sejuta mimpiku yang aku berikan padamu.

12. Make your own word,own character,and own choice,and dont adopt from others. Then, you can make your own world with you inside.


Tampilkan postingan dengan label XI IPA 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label XI IPA 1. Tampilkan semua postingan

KEBUN TEH WONOSARI LAWANG



Pondok diatas bukit kebun teh
Pondok Penginapan Diatas Bukit Kebun Teh
Pantang Surut Memburu Kabut
Tidak sampai dua jam perjalanan santai dari arah Surabaya, kami telah memasuki daerah Lawang, Malang. Sengatan terik mentari menjelang siang yang kami rasakan disepanjang jalanan dari Surabaya, sontak berubah seketika sejuk dan adem tatkala memasuki area Kebun Teh Wonosari Lawang. Kami mengurangi laju kecepatan motor, melepas helm sambil mengemudi lebih santai menikmati perjalanan memasuki area Kebun Teh yang berada di Lereng Gunung Arjuna ini.

view pegunungan dari kebun teh
View Pegunungan di Kebun Teh
Kebun teh
Areal Perkebunan Teh
pencari kayu bakar
Pencari Kayu Bakar
Tepat pukul sebelas siang, kami memasuki areal parkir perkebunan yang konon telah eksis sejak tahun 1910 ini. Walau dulunya bekas peninggalan pekebunan jaman Belanda, semenjak Kemerdekaan perkebunan Teh Wonosari Lawang sudah diambil alih, dan saat ini dikelola oleh PTPN sekaligus dijadikan sebuah wisata alam perkebunan yg menyajikan beragam fasilitas dan berbagai jenis rekreasi.
Kami mencoba berkeliling melihat segala aktivitas pengunjung yang asyik menikmati fasilitas di areal ini. Ada kereta kelinci, mini zoo, taman bunga, play ground. Juga arena outbund yang dilengkapi dengan jogging track dan jalur trek kendaraan ATV. Sementara untuk pengunjung yang menginap, disediakan fasilitas penginapan dengan meeting room dan fasilitas kolam renang air panas. Cukup kompleks untuk areal tempat wisata perkebunan. Apalagi di dekat pabrik pengolahan teh, terdapat Koperasi swalayan wonosari yg menjual souvenir dan oleh-oleh khas, kebanyakan memang olahan daun teh. Dan di sudut koperasi disediakan area Tea Corner yang menyediakan sajian teh alami dari hasil perkebunan itu sendiri.
Memang keberadaan fasilitas pendukung itu cukup memuaskan pengunjung. Disamping mereka bisa menikmati hamparan hijaunya perkebunan teh disepanjang jalur trekking yang sebagian lintasannya sudah beraspal dan bisa dilalui mobil. Namun bagi kami, sabtu siang itu lebih menarik jika kami gunakan berkeliling sembari menyaksikan ibu-ibu setengah baya yang asyik memetik teh langsung dari perkebunan. Kami sarankan waktu paling baik berkunjung kemari adalah sabtu menjelang akhir pekan, karena jika bertepatan hari Minggu, bisa dipastikan tempat ini akan dipenuhi pengunjung, serta anda tidak akan menemukan momen para pekerja yang asyik memanen teh, karena hari Minggu segala aktivitas pengolahan teh termasuk pabrik libur.
Setelah hampir satu jam trekking membelah perkebunan, serta menyempatkan diri mengambil gambar-gambar unik dan berpose serba menarik. Mendung gelap mulai menggelayut disertai rintik hujan gerimis. Seketika para pengunjung berlarian mencari area berteduh, namun tidak dengan kami. Begitulah, kami justru semakin dalam masuk kearea perkebunan sembari memasang perlengkapan tempur yang telah kamisiapkan. Mantel hujan, sandal anti selip, serta seperangkat kamera.
awan tebal menggantung di kaki gunung arjuno
Awan Tebal Menggantung
Pemetik teh
Pemetik teh
Inilah salah satu konsep Jejalan yang sedikit berbeda, dikala pengunjung lain mengutuk datangnya hujan yang mengganggu liburan mereka, kami justru berniat kemari untuk menunggu datangnya hujan. Karena salah satu daya tarik Kebun Teh yang jarang ditemui adalah keunikan kabutnya yang kerap muncu seusai hujan lebat. Karena itulah kami berkunjung tepat di musim hujan dan menjelang sore, sengaja untuk memburu kehadiran kabut yang eksotik itu.
Tak terasa berapa lama waktu telah berlalu, tetapi kami dengan sabar menanti hujan usai sembari menggigil menahan dingin ditengah perkebunan. Jalur trek mulai banjir dan disepanjang hamparan hijaunya perkebunan itu tidak ada orang lain kecuali kami berempat yang sedikit gila, mematung dengan kamera ditangan menunggu hujan reda. Namun sayangnya, walau hujan telah reda, kabut beum juga muncul. Dengan kekecewaan yang menyesakkan dada, kami melangkah gontai dengan kaki gemetar menahan dingin menuju kearah Selatan Pabrik, dimana terdapat para penjual makanan.
berhujan-hujanan di kebun teh
Berhujan-hujanan Di Kebun Teh
Boleh jadi hujan siang itu memang lebat, namun suhunya belum cukup dingin untuk mendatangkan kabut. Apa boleh buat, kamipun terpaksa mampir ke warung-warung kaki lima, sekedar menikmati makan siang menjelang sore. Banyak pilihan makanan diarea ini, mulai bakso, nasi goreng, mie, gado-gado dan masakan praktis lainnya. Dengan ditemani para pengunjung lain yang nampaknya menikmati makan dan berteduh sejak siang tadi. Tiba-tiba hujan kembali turun lebih deras lagi.
Untuk kedua kalinya para pengunjung kecewa, rencana mereka menikmati liburan sampai sore kembali terganggu. Akan tetapi, kami semakin semangat dan deg-degan menunggu hujan reda. Walau pakaian masih sedikit basah, dan mantel hujan belum kering betul, kami Pantang Surut Memburu Kabut.
Tepat pukul tiga sore hujan mulai reda, disaksikan pandangan-pandangan aneh dari para pengunjung lain, kami menghambur masuk lagi kedalam area perkebunan. Memburu kabut yang mulai turun seiring berakhirnya hujan. Sungguh pemandangan yang luar biasa, kepadatan kabut menciptakan pemandangan yang samar diarea perkebunan hijau itu. Seolah ada nuansa mistis, imajinasi kami melayang pada berbagai hal tentang keindahan, misteri, dan juga rasa penasaran. Mengingatkan kami akan tampilan film-film horror kelas Hollywood. Walau jarak pandang terbatas, kami tetap menyeruak menerobis diantara dedaunan teh, mengambil gambar-gambar yang cukup menarik untuk disajikan bagi para penikmat Jejalan.
kabut tebal membatasi visual dan jarak pandang
kabut tebal membatasi visual dan jarak pandang
kebun teh diselimuti kabut
kebun teh diselimuti kabut tebal
kabut tebal di jalanan perkebunan teh lawang
kabut tebal di jalanan perkebunan teh lawang
memulai trekking menikmati kabut dan dingin
memulai trekking menikmati kabut dan dingin
menikmati kesegaran udara sejuk perkebunan teh
menikmati kesegaran udara perkebunan teh
menikmati kesegaran udara sejuk perkebunan teh
menikmati kesegaran udara sejuk perkebunan teh
Akhir cerita, jam empat sore kami mengakhiri perburuan dan keluar dari area perkebunan. Tentunya dengan kepuasan yang luar biasa karena berhasil mendapatkan apa yang kami buru. Meskipun demikan, daya tarik keberadaan kabut di Kebun Teh masih memancing penasaran kami hingga saat ini.



ATAS NAMA XI IPA 1

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pulau Bunaken dan Taman Nasional Bunaken



Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kotaManado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Pulau Bunaken dapat di tempuh dengan kapal cepat (speed boat) atau kapal sewaan dengan perjalanan sekitar 30 menit dari pelabuhan kota Manado. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bunaken. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia.Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektare dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektare, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.
Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.
Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapatunderwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.
Sayang sekali akibat nama besarnya, banyak orang Indonesia yang bahkan tidak pernah menginjakkan kakinya di Tanah Lumimuut, merasa telah mengenal dan tahu tentang Bunaken, bicara tentang Taman Nasional Bunaken, berarti berbicara tentang International Heritage and a miracle of Bunaken. Banyak peneliti dari luar negeri sangat menyayangkan kesalahan informasi dari Indonesia. Bunaken lebih daripada sekedar tahu dalam buku, Bunaken adalah pengalaman menyelam.


Pulau bunaken
                                                        

Pulau manado tua

Pulau siladen

Dermaga Tinongko di Pulau mantehage

Budidaya Rumput Laut di Pulau Nain


Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir.
Pada bagian Utara terdiri dari pulau Bunaken, pulau Manado Tua, pulau Montehage, pulau Siladen, pulau Nain, pulau Nain Kecil, dan sebagian wilayah pesisir Tanjung Pisok. Sedangkan pada bagian Selatan meliputi sebagian pesisir Tanjung Kelapa.
Potensi daratan pulau-pulau taman nasional ini kaya dengan jenis palem, sagu, woka, silar dan kelapa. Jenis satwa yang ada di daratan dan pesisir antara lain kera hitam Sulawesi (Macaca nigra nigra), rusa (Cervus timorensis russa), dan kuskus (Ailurops ursinus ursinus).
Jenis tumbuhan di hutan bakau Taman Nasional Bunaken yaitu Rhizophora sp., Sonneratia sp., Lumnitzera sp., dan Bruguiera sp. Hutan ini kaya dengan berbagai jenis kepiting, udang, moluska dan berbagai jenis burung laut seperti camar, bangau, dara laut, dan cangak laut.
Jenis ganggang yang terdapat di taman nasional ini meliputi jenis Caulerpa sp., Halimeda sp., dan Padina sp. Padang lamun yang mendominasi terutama di pulau Montehage, dan pulau Nain yaitu Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides,dan Thalassodendron ciliatum.

Tercatat 13 genera karang hidup di perairan Taman Nasional Bunaken, didominasi oleh jenis terumbu karang tepi dan terumbu karang penghalang. Yang paling menarik adalah tebing karang vertikal sampai sejauh 25-50 meter.
Sekitar 91 jenis ikan terdapat di perairan Taman Nasional Bunaken, diantaranya ikan kuda gusumi (Hippocampus kuda), oci putih (Seriola rivoliana), lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira), goropa (Ephinephelusspilotoceps dan Pseudanthias hypselosoma), ila gasi (Scolopsis bilineatus), dan lain-lain.
Jenis moluska seperti kima raksasa (Tridacna gigas), kepala kambing (Cassis cornuta), nautilus berongga (Nautilus pompillius), dantunikates/ascidian. 


Atas Nama,

E




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

DANAU KERINCI



 A. Selayang Pandang
Danau yang terletak di kaki Gunung Raja ini merupakan danau terbesar yang ada di Kabupaten Kerinci. Luas danau ini kurang lebih 5000 m persegi dengan ketinggian 783 meter di atas permukaan laut.
B. Keistimewaan
Pemandangan di sekitar danau begitu menawan. Mata tak akan bosan melihat hamparan air yang jernih dilatarbelakangi barisan  pegunungan yang anggun. Di tengah danau terlihat perahu-perahu nelayan sedang mengarungi permukaan airnya yang tenang, tempat bersemayam sejumlah jenis ikan yang  banyak ditangkap oleh mayarakat setempat.
Di desa-desa sekitar danau, terdapat sejumlah batu berukir yang konon peninggalan manusia megalit yang hidup ribuan tahun silam. Keberadaan batu ukir ini menunjukkan bahwa kawasan di sekitar Danau Kerinci merupakan daerah  yang pernah dihuni manusia purba.
Di Danau Kerinci setiap tahun diadakan Fetival Danau Kerinci yang menampilkan  berbagai macam atraksi kesenian masyarakat Jambi. Tujuan dari pestival ini  adalah untuk memberikan suguhan terhadap para wisatawan yang datang berkunjung.
C. Lokasi
Danau Kerinci terletak di Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau Kabupaten  Kerinci, ProvinsiJambi, Indonesia
D. Akses
Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh melalui jalur  darat dengan beberapa alternatif: alternatif pertama: perjalanan dimulai dari kota Jambi ke Sungai Penuh. Jarak antara Jambi dengan Sungai Penuh sekitar 500 km dengan waktu tempuh selama  10 jam. Perjalanan bisa dilakukan dengan kendaraan darat berupa angkutan umum,  mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif yang kedua: perjalanan bisa dimulai  dari kota Padang  ke Tapan kemudian dilanjutkan ke Sungai Penuh dengan jarak 278 km. Perjalanan ditempuh selama sekitar 7 jam. Perjalanan bisa dilakukan dengan angkutan umum,  mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif ketiga: perjalanan dimulai dari Padang ke Muaralabuh, kemudian perjalanan dilanjutkan ke Kersik Tuo. Jarak dari kota Padang ke  lokasi sekitar 211 km dengan lama perjalanan kira-kira 5-6 jam. Perjalanan bisa  dilakukan dengan kendaraan darat berupa angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
E. Tiket   
Tarif masuk ke objek wisata sebesar Rp 3000 bagi orang dewasa dan Rp 2000 bagi anak-anak.
F. Akomodasi dan Fasilitas
Belum ada hotel kelas berbintang di Kerinci sampai saat ini, tetapi pengunjung jangan khawatir karena di kota Sungai Penuh, ibukota Kabupaten Kerinci, terdapat banyak hotel kelas melati dengan tarif mulai  Rp. 15.000-Rp.100.000 dengan pelayanan yang cukup baik. Untuk urusan makan dan minum,  rasanya belum pas kalau selama di Kerinci tidak mencoba makan Beras Payo, Gulai  Ikan Semah, Dendeng Beteko, Kacang Tojin, Lemang dan Jeruk Pelompek, atau minum  Kopi Kerinci dan Teh Kayu Aro.
G.Bentuk Geografis:
DANAU Kerinci memiliki luas 4.200 hektar dengan kedalaman 110 m dan terletak pada ketinggian 783 meter dpl. Danau ini menyimpan banyak jenis ikan. Ikan Semah merupakan jenis yang paling digemari dan merupakan ikan endemik. Danau Kerinci terletak pada dua Kecamatan yaitu Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau.
Terdapat beberapa lokasi yang menarik pada beberapa desa disekitar Danau Kerinci, yaitu Daerah Pesanggarahan dimana kita bisa melihat pemandangan Danau Kerinci dari atas, Tanjung Hatta adalah tempat Bung Hatta menikmati panorama Danau Kerinci dan menanam pohon disana, Desa Seleman terdapat Rumah Laheik yang merupakan rumah khas kerinci, dan di Desa Pulau Tengah terdapat Dolmen Batu Raja dan Masjid Keramat Pulau Tengah dan di sekitar danau Kerinci terdapat sejumlah batu berukir yang diduga peninggalan manusia megalit.
H.Kebudayaan:
Pada tiap tahunnya, di Danau Kerinci diadakan Festval Danau Kerinci yang menampilkan berbagai macam atraksi seni masyarakat lokal. Festival Danau Kerinci adalah salah satu usaha pemerintah daerah untuk mempromosikan wisata Danau Kerinci, namun usaha tersebut tidak begitu efektif walau sudah menelan dana yang tidak sedikit.
 Danau Kerinci adalah salah satu tempat wisata yang ada di Kab. Kerinci dari sekian banyak lokasi tempat wisata yang sangat indah yang membutuhkan perhatian besar kita semua untuk dapat berkembang sehingga menarik minat para wisatawan domestic maupun internasional untuk datang, sehingga dapat menjadi salah satu tempat tujuan wisata kebanggan Indonesia pada umumnya.

 atas nama,
Nora Hotija
25 / XI IPA 1

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Coban Rondo, Air Terjun Janda

Sudah pada tau kan Kota Malang? Kota Malang yang terkenal dengan nama Kota Apel itu terdapat tempat wisata yang keren. Kalau berkunjung ke Kota Malang tidak lengkap kalau tidak mengunjungi tempat wisata yang satu ini, yaitu air terjun Coban Rondo tepatnya di desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, dengan jarak tempuh setengah jam dari pusat kota Malang. Coban Rondo ini adalah sebuah air terjun dengan ketinggian yang lumayan, Coban Rondo yang berada 1135 meter dari permukaan air laut ini menjadikan suasana disekitar terasa sejuk dan pepohonan hijau yang rindang membuat jiwa juga terasa sejuk. Air jatuh dari ketinggian 84 meter yang menimpa batu yang berada di bawahnya menimbulkan percikan-percikan air, sorot cahaya matahari kemudian membiaskan warna-warni indah. Dikanan kiri terpampang pemandangan hijau yang menabah keeksotisan Coban Rondo ini. Di kawasan Coban Rondo banyak toko-toko yang menjual berbagai aksesoris khas Malang maupun dari Coban Rondo sendiri. Tapi hati-hati di Coban Rondo ini banyak monyet-monyet yang berkeliaran, maka dari itu banyak peringatan yang meminta pengunjung untuk hati- hati dan tidak berlarian.
Dibalik nama Coban Rondo ini ternyata ada kisahnya. Konon ceritanya Air Terjun Coban Rondo ini bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa Jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan asal dari suami. Namun orang tua Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari atau disebut selapan. Namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.
Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjun.
Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo. Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan COBAN RONDO. Konon batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya. Lantas saja diberi nama Coban Rondo, Coban itu berarti Air Terjun dan Rondo itu berarti Janda, karena air terjun ini menjadi tempat persembunyian DewiAnjarwati yang menjadi janda.











Nur Indah Nirmalasari
XI IPA 1
26

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gunung Kelimutu


Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo"merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh orang lio Van Such Telen, warga negara Bapak Belanda Mama Lio , tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.
Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992
ATAS NAMA XI IPA 1
ABDULLAH ILMAN FAHMI (02)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
3D Letter G