Nge-betein banget kan kalau lagi berantem
sama sahabat. Kok, kayaknya komunikasi kita sama dia nggak berjalan dengan
baik. Nah, kita harus mengenali karakteristik / tipe diri kita saat bertengkar
dengan teman:
1. Tipe Silent-Resent
Indikasi:
*Jangan harap kita bakal terus terang ke sahabat soal masalah yang ada
*Dalam hati kita bete pada sahabatta sudah menyiapkan rencana buat membalas
si sahabat dengan cara apapun.
Inside us:
Hati jadi nggak tenang. Debaran jantung juga makin kencang setiap kali
ingat atau melihat sahabat. Cape, dehh..
The effect:
Kita jadi merasa nggak nyaman setiap kali ketemu dia. Kalau ngobrol, pasti
jadi nggak tenang karena rasa marah kita nggak bisa disalurkan dengan benar.
What we need:
Menahan rasa marah tapi mengubahnya jadi dendam pastinya nggak enak banget.
Cara ini malah lebih banyak menguras energi dibanding dengan langsung berterus
terang ke sahabat. Gimana kalau mulai minta tolong teman lain untuk bantu kita
ngobrolin masalah ini ke sahabat?
2. Tipe Pasif-Agresif
Indikasi:
*Kita suka bikin joke yang menyinggung sahabat, dan tetep... dengan senyum.
Misal, dengan bilang ke teman lain, “Itu, lho, sahabatku yang baikkkk banget.
Saking baiknya, sampai aku ditinggalin.”
*Setiap kali sahabat bertanya kenapa kita berubah, kita bakal bilang,
“Oooh, nggak ada apa-apa. Perasaanku nggak penting,” dengan muka senyum sinis.
Inside us:
Kita sadar jadi kelihatan munafik dan malah makin merasa bete karena hal
ini.
The effect:
Sahabat mungkin malah nggak sadar atau menganggap kita childish. Setiap
obrolan yang muncul malah bikin suasana makin panas!
What we need:
Stop memakai joke-joke yang menyindir dan pakai, deh, kalimat-kalimat yang
lebih lengkap dan jelas untuk bilang apa yang kita mau.
3. Tipe Drama Queen
Indikasi:
*Setiap kali marah ke sahabat, kita langsung bilang terus terang dengan
nada keras dan mungkin ditambah dengan gerakan fisik kayak nunjuk-nunjuk
wajahnya.
*Kita nggak segan untuk berantem dengan sahabat di muka umum. Meledak-ledak
banget.
Inside us:
Kita merasa puas banget! Tapi di lain sisi, kadang bikin kita menyesal.
The effect:
Buat orang lain, kita kelihatan kayak ibu tiri yang kejam. Siapapun yang
sebenarnya salah, orang sudah bakal men-cap kita sebagai sahabat yang jahat.
Persahabatan kita juga terancam bubar karena sahabat jadi takut dengan kita.
What we need:
Menahan rasa marah sampai hati sudah tenang dan cari momen yang pas buat
ngobrol dengan sahabat. Jujur memang bagus, tapi lebih oke kalau kejujuran itu
cuma didengar oleh sahabat yang memang punya masalah dengan kita.
4. Tipe Talkshow
Indikasi:
*Setiap masalah diobrolin dengan tenang di pojok kelas, kamar, atau sofa
yang cozy banget.
*Setelah kita bilang apa yang kita rasa, kita kasih kesempatan buat sahabat
untuk curhat soal perasaannya.
Inside us:
Memulai obrolan pasti susah banget. Tapi semakin lama kita ngobrol, hati
kita juga makin tenang, dan kita makin rileks. Keep up the good work!
The effect:
Mungkin ada hal-hal nggak terduga yang akhirnya terbongkar di sesi ngobrol
ini dan bikin hubungan kita agak sedikit kaku. Tapi lama-lama bakal ‘lumer’
lagi, kok.
What we need:
Menjaganya supaya komunikasi kayak gini bisa bertahan dalam persahabatan
kita. Sip! Kalau ternyata justru sahabat kita yang nggak bisa terbuka, kita
saja yang yang ajari dia untuk lebih open. Dengan cara nunjukin kalau kita bisa
dipercaya dan selalu jujur ke dia.
H_M18
|
|
Good friend are
like star .
You
don’t always
see them
But
you know
they’re always there
|
|
0 Omongan:
Posting Komentar